Sifat sombong merupakan 'bawaan' dari nenek moyang setan yaitu Iblis, yang dikisahkan dalam Al-Qur'an telah menolak perintah Allah Swt. ketika Allah Swt. memerintahkannya untuk 'sujud' kepada Nabi Adam As. dan sifat ini kemudian diwarisi oleh anak cucu Nabi Adam sampai sekarang.
Sombong merupakan perwujudan dari keegoan yang tinggi, entah itu bisa disebabkan oleh kelebihan fisik, materi, pangkat, jabatan, keilmuan, pendidikan, turunan atau yang lain-lainnya. Seorang yang sombong merasa bahwa dirinya lebih superior dibanding orang lain dan jika sudah muncul perasaan superior maka ia dapat menganggap rendah orang lain yang sekiranya ia nilai tidak seperti dia atau tidak sekelas/sebanding dengannya.
Sadar atau tidak sadar, sifat sombong dapat muncul kapanpun dan dimanapun karena setan sangat cerdik untuk menumbuhkan benih-benih kesombongan dalam diri manusia. Setiap kelebihan yang kita miliki akan dihembuskan sebagai benih dari sifat sombong itu.
Jika kita termasuk orang yang pandai, maka hembusan kesombongan itu dengan kepandaian yang kita miliki, kita akan merasa paling pandai dalam suatu hal dan ketika ada orang yang tidak mengerti yang bertanya maka muncullah kesombongan dengan tidak bersedia menjawab pertanyaan dari orang tersebut hanya karena merasa orang tersebut dijelaskan pun pasti tidak akan mengerti.
Jika kita termasuk seseorang yang diberikan kelebihan dalam hal fisik misal kulit yang putih bersih, maka hembusan kesombongan itu akan muncul ketika kita bertemu seseorang yang berkulit hitam gelap dan seketika dalam benak kita akan menganggap bahwa diri kita lebih baik karena kulit kita putih bersih, sangat jauh dengan orang tersebut yang berkulit hitam.
Jika kita adalah orang yang diberikan keluasan rezeki, maka hembusan kesombongan itu akan muncul misal ketika mungkin suatu hari tetangga kita yang kurang mampu datang mengetuk pintu rumah dan karena kita tahu bahwa yang datang adalah tetangga yang tidak mampu yang hanya akan menghabiskan waktu kita dan sama sekali tidak bermanfaat, kemudian kita meminta istri/anak atau pembantu untuk mengatakan bahwa kita tidak ada di rumah atau kita sedang istirahat dan tidak bisa diganggu.
Jika kita adalah orang yang berasal dari keturunan yang baik, maka hembusan kesombongan itu akan muncul misal ketika suatu hari kita membatasi diri untuk tidak bergaul dengan seseorang yang berasal dari 'keturunan/kelas/tingkatan/kasta' yang berbeda.
Jika kita adalah orang yang diberikan pangkat dan jabatan, maka hembusan kesombongan itu akan muncul misal ketika untuk sebuah acara kita hanya mengundang orang-orang yang memiliki pangkat setingkat atau beberapa tingkat di atas kita. Kita tidak mengundang orang-orang yang pangkat dan jabatannya berada di bawah kita.
Ada banyak macam hal yang mengakibatkan kesombongan dan semuanya itu hadir karena kelebihan-kelebihan yang kita miliki.
Teman saya bercerita yang singkatnya adalah terdapat dua keluarga, masing-masing dari dua keluarga itu memiliki putra dan putri.Kedua putra putri ini saling menyayangi dan memutuskan untuk menikah, namun orang tua si putri ternyata kurang mendukung karena menganggap bahwa si putra berasal dari keluarga yang kurang berada. Namun akhirnya dengan bujuk rayu, orang tua si putri mau juga untuk menikahkan mereka. Si putra ini tidak memiliki harta yang cukup banyak untuk membelikan calon istrinya maskawin yang kesannya 'tidak akan memalukan'. Untuk mensiasati soal maskawin ini si putri berupaya sendiri mengumpulkan semua perhiasan dari saudara-saudaranya tanpa sepengetahuan orang tua dan kemudian terkumpullah 50 gram emas yang ia berikan kepada si putra untuk maskawin. Si putri berharap orang tua dia dapat lebih memandang calon suaminya jika maskawinnya cukup berharga. Selepas nikah, si putri kemudian mengembalikan kembali emas maskawin kepada saudara-saudaranya. Tahun terus berganti dan sikap orangtua si putri ini tidak juga berubah, masih sering menghina dan menilai orang lain dari harta/kedudukan yang ia miliki. Dia masih sering menghina besannya sendiri yang memang kurang mampu. Sampai suatu hari Allah Swt. memberikan dia cobaan sakit yang berkepanjangan yang menyebabkan dia kehilangan harta bendanya. Mobilnya sudah dijual, rumahnya juga, uang dan segala macam perhiasan emas telah ludes untuk membiayai pengobatannya. Dan tidak lama kemudian malaikat maut mencabutnya dan ia meninggal dalam kondisi yang serba habis-habisan. Sebaliknya, besan yang dulu sering ia hina sekarang sudah diberikan keluasan rezeki dan memiliki rumah serta kendaraan. Dari kejadian itu orang-orang menganggap orang tua si putri mendapatkan balasan atas kesombongannya sendiri dan perlakuan dia yang sering merendahkan orang lain.
Jauhilah sifat sombong, seandainya telah muncul sifat menyombongkan diri kita dalam suatu hal maka lekaslah beristighfar memohon ampunan serta perlindungan dari Allah dan kita juga perlu menyadari bahwa semua yang telah Allah ciptakan dan berikan baik itu kaya miskin, lapang sempit, turunan, fisik dan lain sebagainya merupakan variasi dalam hidup ini dan sebaik-baik dari kita di sisi Allah Swt. adalah orang yang paling bertakwa, bukan orang yang hartanya banyak, bukan orang yang pangkatnya tinggi dan bukan pula orang yang berwajah tampan dan cantik.
Semoga Allah Swt. memberikan kita kekuatan untuk menghilangkan sifat sombong dalam diri kita.
Dari Abdullah bin Mas'ud r.a. dari Nabi s.a.w.,
sabdanya: "Tidak dapat masuk syurga seseorang yang dalam hatinya ada sifat kesombongannya seberat debu." Kemudian ada orang berkata: "Sesungguhnya seseorang itu ada yang senang jikalau pakaiannya itu baik dan terumpahnyapun baik." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan. Kesombongan itu ialah menolak kebenaran dan menghinakan orang banyak." (Riwayat Muslim) Batharulhaqqi ialah menolak kebenaran dan mengembalikannya kepada orang yang mengucapkannya itu yakni memberikan bantahan pada kebenaran tadi, sedang ghamthunnasi ialah menghinakan para manusia.
Dari Abdullah bin Mas'ud r.a. dari Nabi s.a.w.,
sabdanya: "Tidak dapat masuk syurga seseorang yang dalam hatinya ada sifat kesombongannya seberat debu." Kemudian ada orang berkata: "Sesungguhnya seseorang itu ada yang senang jikalau pakaiannya itu baik dan terumpahnyapun baik." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan. Kesombongan itu ialah menolak kebenaran dan menghinakan orang banyak." (Riwayat Muslim) Batharulhaqqi ialah menolak kebenaran dan mengembalikannya kepada orang yang mengucapkannya itu yakni memberikan bantahan pada kebenaran tadi, sedang ghamthunnasi ialah menghinakan para manusia.
p/s: Janganlah sesekali kita mengikuti perangai syaitan ok :)
No comments:
Post a Comment